Desa Pejarakan

Kolaborasi Jaringan Satwa Indonesia dan Desa Pejarakan: Himbauan Pelarangan Penangkapan Burung Liar Dilindungi dan Penguatan Ekowisata melalui Pelatihan Pemandu Wisata

Pejarakan, 15 Agustus 2025:Pemerintah Desa Pejarakan secara resmi mengeluarkan himbauan larangan penangkapan, pemeliharaan, dan perdagangan burung liar dilindungi kepada seluruh warga Pejarakan. Kebijakan ini diambil sebagai langkah nyata dalam mendukung pelestarian satwa liar sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem alam di wilayah Pejarakan.

Himbauan ini mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2024 tentang Perubahan UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang menetapkan daftar satwa dilindungi. Adapun burung yang termasuk dilindungi di antaranya adalah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), serta berbagai spesies lain yang masuk dalam daftar resmi pemerintah.

Kepala Desa Pejarakan,I Made Astawa.NL.P.CPM, menyampaikan: “Sangat mendukung kegiatan program teman-teman Jaringan Satwa Indonesia berkolaborasi dengan desa Pejarakan yang dilakukan terutama untuk anak-anak desa Pejarakan tentang ekosistem di desa baik itu di laut dan darat sehingga mereka juga mendapatkan pelatihan ekowisata yang berkelanjutan. Kami selaku lembaga pemerintah dan saya secara pribadi sangat mengapresiasi berharap ekosistem terpelihara seluruh masyarakat tidak hanya mematuhi larangan ini, tetapi juga ikut serta menjadi bagian dari upaya pelestarian”

Tornita Santara, Koordinator Pengembangan Komunitas Jaringan Satwa Indonesia (JSI), menyatakan: “Jaringan Satwa Indonesia berkomitmen mendukung konservasi satwa, yaitu termasuk burung liar dan dilindungi seperti Jalak Bali, melalui pendekatan berbasis masyarakat. Selain mendorong larangan penangkapan burung liar. Umah Lumba sebagai pusat edukasi di desa Pejarakan di bawah naungan JSI juga mengadakan pelatihan pemandu wisata di Pejarakan sebagai peluang ekowisata berkelanjutan, sekaligus komitmen kami memperkuat pemberdayaan perempuan. Kami berterima kasih kepada pemerintah desa dan komunitas pemuda atas dukungan mereka.”

Pelatihan Pemandu Wisata Pengamatan Burung (Birdwatching)

Sebagai bagian dari dukungan tersebut, Jaringan Satwa Indonesia telah menyelenggarakan pelatihan pemandu wisata pengamatan burung (birdwatching guide training) di Pejarakan. Pelatihan ini melibatkan pemuda dan perempuan desa, membekali mereka dengan keterampilan identifikasi burung, teknik guiding, serta pengembangan promosi wisata ramah lingkungan.

Upaya ini diharapkan dapat menciptakan pemandu lokal yang terlatih, mengembangkan jalur pengamatan burung, serta memperkuat potensi Desa Pejarakan sebagai destinasi ekowisata yang ramah lingkungan.

Harmoni dengan Kearifan Lokal

Upaya pelestarian ini juga sejalan dengan nilai Tri Hita Karana dan perayaan Tumpek Kandang, yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya. Dengan adanya himbauan dan dukungan pelatihan ini, Desa Pejarakan berkomitmen memperkuat citra sebagai desa ramah lingkungan, peduli konservasi, serta berupaya mengembangkan ekowisata berkelanjutan.

Jarinagn Satwa Indonesia atau yang dikenal dengan nama JAAN Indonesia merupakan Organisasi non-Pemerintah yang didirikan pada tahun 2008, bergerak di bidang Kesejahteraan dan Pelestarian Satwa Indonesia dan habitatnya melalui penyelamatan, penyediaan tempat rehabilitasi, peningkatan kualitas kesejahteraan satwa dan pelepasliaran satwa-satwa ke habitatnya (3R, Rescue, Rehab, Release) https://www.jaanindonesia.org/id

Tentang Desa Pejarakan:

Desa Pejarakan adalah desa di kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia. Luas desa 39,60 km dengan jumlah penduduk 9.264 jiwa.

Kontak Media: Tornita Santara 0898-4032-143 Surel : umahlumbabali@gmail.com